Nov 22, 2022

Telaah Nurani

  1.  Ia tak pernah berhenti menyukaimu, karena memang tak pernah memulainya. Yang selama ini hidup dan berkembang hanyalah perasaanmu sendiri, dipupuk oleh harapan dan disirami angan-angan yang tak pernah bersambut.

  2. Dalam situasi yang tak ideal ini, boleh jadi Tuhan sedang menunjukkan jalan lain, jalan yang menjauhkanmu sejenak, agar tak kau sakiti dia yang begitu berarti. Sebab kadang, cinta yang tulus tak selalu dibuktikan dengan kedekatan, tapi dengan keberanian untuk menjauh demi kebaikan.

  3. Siapa pun boleh mencintai, itu anugerah. Tapi tidak semua diberi kesempatan untuk memiliki cinta yang ia doa-doakan di tiap sepertiga malam. Sebab cinta, pada akhirnya, juga memilih siapa yang patut ia datangi.

  4. Telah berkali-kali waktu menyisipkan petunjuk kecil, membisikkan tanda bahwa arahmu keliru. Tapi engkau menolaknya, berpegang erat pada keyakinan bahwa cinta akan tumbuh jika cukup diperjuangkan, meski akar-akarnya tak pernah mendapat tempat.

  5. Cinta tak bisa dicegah, tak bisa dilarang. Ia lahir begitu saja, kadang tanpa logika. Maka biarlah ia menjalar sepuasnya, sebab pada akhirnya, kenyataan sendirilah yang akan menghakimi: menamparnya perlahan, atau menghantamnya tanpa ampun.

  6. Ada tanggung jawab yang tak kasat mata dalam menaruh hati pada sesuatu, yaitu kesediaan untuk remuk redam. Bahwa di balik harapan, selalu ada potensi kekecewaan yang sedang menunggu di ujung jalan.

  7. Barangkali memang benar bahwa kasus terbesar dari patah hati adalah adanya ekspektasi yang dibumihanguskan oleh kenyataan.

  8. Memang sahih, bahwa dari sekian banyak reaksi atas patah hati, bersedih adalah yang paling mudah dan paling manusiawi untuk dipeluk dalam diam.

  9. Hadirnya masih sama seperti sedia kala, meneduhkan dalam diam, menenangkan hingga batas yang tak terucap. Seakan-akan tidak ada hati yang cukup kuat untuk menolak menjadi tempat ia menetap.

  10. Betapa pilunya penolakan itu, sampai-sampai ia tak lagi sanggup mempercayai bahwa semesta pernah menyiapkan celah kecil untuk harapan, seolah segalanya harus benar-benar padam sebelum sempat menyala.

  11. Kendatipun alur ceritnya untuk saat ini masih belum sesuai dengan apa yang diharapkan, tetap jangan lepas harap pada kuasa ilahi atas kemungkinan-kemungkinan kecil yang bisa mengejutkanmu.

  12. Di bawah langit yang tenang, sebuah kisah dirajut pelan-pelan. Kata demi kata, detik demi detik, semua tertulis dengan kelembutan yang tulus. Namun dibentang harap, lalu menderas hujan. Lalu yang tertinggal hanyalah serpihan luka yang tak sempat diberi nama.

  13. Tanpa suara, hanya langit yang perlahan kelam meski sebelumnya membiru. Dibentang harap di antara kelopak waktu yang menguncup. Tanpa aba-aba, menderas hujan menimpa tanah yang belum sempat menumbuhkan cerita.

  14. Mencintai dan dicintai bukanlah produk dari hukum sebab—akibat. Keduanya berjalan di jalur sunyinya masing-masing, kadang bersilangan, kadang menjauh. Namun, dua-duanya tetap menjadi karunia yang layak disyukuri meski tak selalu saling bertemu.

  15. Dia suka mendengarkan lagu, sama seperti yang kau sering putar.
    Dia suka menyaksiakn film, sama seperti yang kau sering tonton.
    Dia suka apa saja yang juga kau suka, tapi dia tidak menyukaimu.